Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....
Bismillahirrahmaanirrahiim....
Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita meneladani Rasulullah.saw,
karena sesungguhnya semua perkataan dan perbuatannya adalah dari Alqur'an
yang Allah.swt turunkan kepada beliau. berikut adalah Prinsip Dalam
Berpegang Teguh Pada Al-Qur'an dan As-Sunnah :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan
sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.
Dan berpeganglah kamu semua dengan tali Allah dan jangan berpecah-belah.
Dan ingatlah nikmat Allah terhadapmu ketika kamu saling bermusuhan maka Dia
satukan hati kamu lalu kamu menjadi bersaudara dengan nikmat-Nya dan
ingatlah ketika kamu berada di bibir jurang neraka lalu Dia. selamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya
agar kamu mendapat petunjuk.” QS. Ali Imran [3] : 102-103
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” QS. Al An’am [6] : 153
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Berpeganglah dengan
sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan
gerahammu dan hati-hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena
sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat.” (HR. Ahmad 4/126, At Tirmidzy
2676, Al Hakim 1/96, Al Baghawy 1/205 nomor 102)
Hudzaifah bin Al Yaman radliyallahu 'anhu berkata : “Hai para Qari’
(pembaca Al Quran) bertaqwalah kepada Allah dan telusurilah jalan
orang-orang sebelum kamu sebab demi Allah seandainya kamu melampaui mereka
sungguh kamu melampaui sangat jauh dan jika kamu menyimpang ke kanan dan ke
kiri maka sungguh kamu telah tersesat sejauh- jauhnya.” (Al Lalikai 1/90
nomor 119, Ibnu Wudldlah dalam Al Bida’ wan Nahyu ‘anha 17, As Sunnah Ibnu
Nashr 30)
Imam Az Zuhry berkata, ulama kita yang terdahulu selalu mengatakan :
“Berpegang dengan As Sunnah itu adalah keselamatan. Dan ilmu itu tercabut
dengan segera maka tegaknya ilmu adalah kekokohan Islam sedangkan dengan
perginya para ulama akan hilang pula semua itu (ilmu dan agama).” (Al
Lalikai 1/94 nomor 136 dan Ad Darimy 1/58 nomor 16)
Ibnu Mas’ud radliyallahu 'anhu berkata : “Berpeganglah kamu dengan ilmu (As
Sunnah) sebelum diangkat dan berhati- hatilah kamu dari mengada-adakan yang
baru (bid’ah) dan melampaui batas dalam berbicara dan membahas suatu
perkara, hendaknya kalian tetap berpegang dengan contoh yang telah lalu.”
(Ad Darimy 1/66 nomor 143, Al Ibanah Ibnu Baththah 1/324 nomor 169, Al
Lalikai 1/87 nomor 108, dan Ibnu Wadldlah 32)
Dan ia juga mengatakan bahwa : “Sederhana dalam As Sunnah lebih baik
daripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Ibnu Nashr 30, Al Lalikai
1/88 nomor 114, dan Al Ibanah 1/320 nomor 161)
Sa’id bin Jubair (murid dan shahabat Ibnu Abbas) berkata mengenai ayat :
“Dan beramal shalih kemudian mengikuti petunjuk.” (QS. Thaha : 82)
Yaitu senantiasa berada di atas As Sunnah dan mengikuti Al Jama’ah. (Al
Ibanah 1/323 nomor 165 dan Al Lalikai 1/71 nomor 72)
Dari Umar bin Abdul Aziz Amirul Mukminin kepada Ady bin Arthaah : “Segala
puji hanya bagi Allah yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia".
Kemudian daripada itu : Saya wasiatkan kepadamu, bertaqwalah kepada Allah
dan sederhanalah dalam (menjalankan) perintah-Nya dan ikutilah sunnah
Nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan tinggalkanlah apa yang
diada-adakan ahli bid’ah terhadap sunnah yang telah berlalu dan tidak
mendukungnya, tetaplah kamu berpegang dengan sunnah karena sesungguhnya ia
telah diajarkan oleh orang yang tahu bahwa perkara yang menyelisihinya
adalah kesalahan atau kekeliruan, kebodohan, dan keterlaluan (ghuluw). Maka
ridlailah untuk dirimu apa yang diridlai oleh kaum itu (shahabat) untuk
diri mereka sebab mereka sesungguhnya berhenti dengan ilmu dan menahan diri
dengan bashirah yang tajam dan mereka dalam menyingkap hakikat segala
perkara lebih kuat (mampu) apabila di dalamnya ada balasan yang baik. Jika
kamu mengucapkan bahwa ada suatu perkara yang terjadi sesudah mereka maka
ketahuilah tidak ada yang mengada-adakan sesuatu sesudah mereka melainkan
orang-orang yang mengikuti sunnah yang bukan sunnah mereka (shahabat) dan
menganggap dirinya tidak membutuhkan mereka. Padahal para shahabat itu
adalah pendahulu bagi mereka. Mereka telah berbicara mengenai agama ini
dengan apa yang mencukupi dan mereka telah jelaskan segala sesuatunya
dengan penjelasan yang menyembuhkan, maka siapa yang lebih rendah dari itu
berarti kurang dan sebaliknya siapa yang melampaui mereka berarti
memberatkan. Maka sebagian manusia ada yang telah mengurangi hingga mereka
kaku sedangkan para shahabat itu berada di antara keduanya yaitu di atas
jalan petunjuk yang lurus.” (Asy Syari’ah 212)
Ibnu Baththah berkata : “Sungguh demi Allah, alangkah mengagumkannya
kecerdasan kaum itu, betapa jernihnya pikiran mereka, dan alangkah
tingginya semangat mereka dalam mengikuti sunnah nabi mereka dan kecintaan
mereka telah mencapai puncaknya hingga mereka sanggup untuk mengikutinya
dengan cara seperti itu. Oleh sebab itu ikutilah tuntunan orang-orang
berakal seperti mereka ini --wahai saudara- saudaraku-- dan telusurilah
jejak-jejak mereka niscaya kalian akan berhasil menang dan jaya.” (Al
Ibanah 1/245)
Al Auza’i berkata : “Berpeganglah dengan atsar Salafus Shalih meskipun
seluruh manusia menolakmu dan jauhilah pendapatnya orang-orang (selain
mereka) meskipun mereka menghiasi perkataannya terhadapmu.” (Asy syari’ah
63)
Disadur dari Buku “ Kilauan Mutiara Hikmah” Oleh Syaikh Bin Farihan Al
Haritsi (Abu Abdillah) Penterjemah Idral Harits (Jogjakarta)
Semoga semua artikel dan eBook di blog kami bermanfaat untuk kita
semua.Wallahu'alam bissowab
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....[]
Bismillahirrahmaanirrahiim....
Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita meneladani Rasulullah.saw,
karena sesungguhnya semua perkataan dan perbuatannya adalah dari Alqur'an
yang Allah.swt turunkan kepada beliau. berikut adalah Prinsip Dalam
Berpegang Teguh Pada Al-Qur'an dan As-Sunnah :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan
sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.
Dan berpeganglah kamu semua dengan tali Allah dan jangan berpecah-belah.
Dan ingatlah nikmat Allah terhadapmu ketika kamu saling bermusuhan maka Dia
satukan hati kamu lalu kamu menjadi bersaudara dengan nikmat-Nya dan
ingatlah ketika kamu berada di bibir jurang neraka lalu Dia. selamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya
agar kamu mendapat petunjuk.” QS. Ali Imran [3] : 102-103
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” QS. Al An’am [6] : 153
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Berpeganglah dengan
sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan
gerahammu dan hati-hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena
sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat.” (HR. Ahmad 4/126, At Tirmidzy
2676, Al Hakim 1/96, Al Baghawy 1/205 nomor 102)
Hudzaifah bin Al Yaman radliyallahu 'anhu berkata : “Hai para Qari’
(pembaca Al Quran) bertaqwalah kepada Allah dan telusurilah jalan
orang-orang sebelum kamu sebab demi Allah seandainya kamu melampaui mereka
sungguh kamu melampaui sangat jauh dan jika kamu menyimpang ke kanan dan ke
kiri maka sungguh kamu telah tersesat sejauh- jauhnya.” (Al Lalikai 1/90
nomor 119, Ibnu Wudldlah dalam Al Bida’ wan Nahyu ‘anha 17, As Sunnah Ibnu
Nashr 30)
Imam Az Zuhry berkata, ulama kita yang terdahulu selalu mengatakan :
“Berpegang dengan As Sunnah itu adalah keselamatan. Dan ilmu itu tercabut
dengan segera maka tegaknya ilmu adalah kekokohan Islam sedangkan dengan
perginya para ulama akan hilang pula semua itu (ilmu dan agama).” (Al
Lalikai 1/94 nomor 136 dan Ad Darimy 1/58 nomor 16)
Ibnu Mas’ud radliyallahu 'anhu berkata : “Berpeganglah kamu dengan ilmu (As
Sunnah) sebelum diangkat dan berhati- hatilah kamu dari mengada-adakan yang
baru (bid’ah) dan melampaui batas dalam berbicara dan membahas suatu
perkara, hendaknya kalian tetap berpegang dengan contoh yang telah lalu.”
(Ad Darimy 1/66 nomor 143, Al Ibanah Ibnu Baththah 1/324 nomor 169, Al
Lalikai 1/87 nomor 108, dan Ibnu Wadldlah 32)
Dan ia juga mengatakan bahwa : “Sederhana dalam As Sunnah lebih baik
daripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Ibnu Nashr 30, Al Lalikai
1/88 nomor 114, dan Al Ibanah 1/320 nomor 161)
Sa’id bin Jubair (murid dan shahabat Ibnu Abbas) berkata mengenai ayat :
“Dan beramal shalih kemudian mengikuti petunjuk.” (QS. Thaha : 82)
Yaitu senantiasa berada di atas As Sunnah dan mengikuti Al Jama’ah. (Al
Ibanah 1/323 nomor 165 dan Al Lalikai 1/71 nomor 72)
Dari Umar bin Abdul Aziz Amirul Mukminin kepada Ady bin Arthaah : “Segala
puji hanya bagi Allah yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia".
Kemudian daripada itu : Saya wasiatkan kepadamu, bertaqwalah kepada Allah
dan sederhanalah dalam (menjalankan) perintah-Nya dan ikutilah sunnah
Nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan tinggalkanlah apa yang
diada-adakan ahli bid’ah terhadap sunnah yang telah berlalu dan tidak
mendukungnya, tetaplah kamu berpegang dengan sunnah karena sesungguhnya ia
telah diajarkan oleh orang yang tahu bahwa perkara yang menyelisihinya
adalah kesalahan atau kekeliruan, kebodohan, dan keterlaluan (ghuluw). Maka
ridlailah untuk dirimu apa yang diridlai oleh kaum itu (shahabat) untuk
diri mereka sebab mereka sesungguhnya berhenti dengan ilmu dan menahan diri
dengan bashirah yang tajam dan mereka dalam menyingkap hakikat segala
perkara lebih kuat (mampu) apabila di dalamnya ada balasan yang baik. Jika
kamu mengucapkan bahwa ada suatu perkara yang terjadi sesudah mereka maka
ketahuilah tidak ada yang mengada-adakan sesuatu sesudah mereka melainkan
orang-orang yang mengikuti sunnah yang bukan sunnah mereka (shahabat) dan
menganggap dirinya tidak membutuhkan mereka. Padahal para shahabat itu
adalah pendahulu bagi mereka. Mereka telah berbicara mengenai agama ini
dengan apa yang mencukupi dan mereka telah jelaskan segala sesuatunya
dengan penjelasan yang menyembuhkan, maka siapa yang lebih rendah dari itu
berarti kurang dan sebaliknya siapa yang melampaui mereka berarti
memberatkan. Maka sebagian manusia ada yang telah mengurangi hingga mereka
kaku sedangkan para shahabat itu berada di antara keduanya yaitu di atas
jalan petunjuk yang lurus.” (Asy Syari’ah 212)
Ibnu Baththah berkata : “Sungguh demi Allah, alangkah mengagumkannya
kecerdasan kaum itu, betapa jernihnya pikiran mereka, dan alangkah
tingginya semangat mereka dalam mengikuti sunnah nabi mereka dan kecintaan
mereka telah mencapai puncaknya hingga mereka sanggup untuk mengikutinya
dengan cara seperti itu. Oleh sebab itu ikutilah tuntunan orang-orang
berakal seperti mereka ini --wahai saudara- saudaraku-- dan telusurilah
jejak-jejak mereka niscaya kalian akan berhasil menang dan jaya.” (Al
Ibanah 1/245)
Al Auza’i berkata : “Berpeganglah dengan atsar Salafus Shalih meskipun
seluruh manusia menolakmu dan jauhilah pendapatnya orang-orang (selain
mereka) meskipun mereka menghiasi perkataannya terhadapmu.” (Asy syari’ah
63)
Disadur dari Buku “ Kilauan Mutiara Hikmah” Oleh Syaikh Bin Farihan Al
Haritsi (Abu Abdillah) Penterjemah Idral Harits (Jogjakarta)
Semoga semua artikel dan eBook di blog kami bermanfaat untuk kita
semua.Wallahu'alam bissowab
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....[]
semoga berguna buat gw
BalasHapusAamiin..
BalasHapus