Minggu, 03 Juli 2011

BAROKAH DAN CARA MEMPEROLEHNYA


“Kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan jamaah sekalian untuk bertaqwa kepada Allah dan jangan tertipu dengan gemerlap dunia. Karena orang yang memilih dunia adalah orang yang rugi.”
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Kewajiban kita sebagai muslim adalah merenungi dan memperhatikan berbagai kenikmatan yang Allah berikan, yang tidak Allah berikan kepada generasi-generasi sebelum kita. Nikmat itu bisa berupa nikmat ilmu pengetahuan, teknologi pengajaran, informasi, komunikasi, pengobatan, ekonomi, transportasi dan lain-lain.
Kita melihat bahwa perkembangan dunia ini terjadi begitu luar biasa. Oleh karena itu, seorang muslim yang baik tentu akan bertanya-tanya di manakah keberkahan, ketenangan hati, atau kehidupan yang menyenangkan yang Allah janjikan? Sebagaimana dalam firman-Nya (yang artinya), “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS an-Nahl: 97)
Adakah perkembangan yang ada ini menyebabkan hati menjadi tenang, kebahagiaan, dan turunnya keberkahan? Saat ini merupakan jaman kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Akan tetapi apakah jaman ini merupakan jaman penuh keberkahan?
Banyak kita jumpai orang yang berbadan sehat dan kaya, tetapi hidup dalam kesengsaraan. Hatinya selalu diliputi rasa cemas dan kegalauan, serta tidak pernah merasakan nikmatnya rasa aman. Pertanyaan-pertanyaan ini tentu menggelitik kita untuk bertanya. Apakah sebenarnya keberkahan? Dan dimanakah keberkahan itu berada?
Allah berfirman (yang artinya), “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raf: 96)
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Keberkahan adalah bertambah dan berkembangnya kebahagiaan dan kebaikan yang banyak. Keberkahan yang Allah turunkan sangatlah banyak. Semua kebaikan datangnya dari Allah dan di tangan-Nya. Allahlah yang memiliki segala kesempurnaan dan dari Allah-lah bersumber segala kebaikan. Tidak ada yang sulit bagi Allah untuk mengabulkan segala doa dan permohonan.
Kekayaan Allah tidaklah berkurang sedikit pun karena sering diberikan. Bahkan seluruh alam semesta menengadahkan tangan meminta kepada-Nya. Allah berfirman (yang artinya), “Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS ar-Rahman: 29)
Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu.” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. Tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya. Dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-Maidah: 64)
Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kebaikan di dunia ini sebagai rizki untuk semua-Nya, baik orang yang bertaqwa ataupun orang yang durjana. Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan banyak dari makhluk-Nya yang mengandung keberkahan, air hujan itu mengandung keberkahan, makan sahur mengandung keberkahan, Ka’bah rumah Allah-pun mengandung keberkahan. Minyak wangi yang harum juga mengandung keberkahan. Masjid al-Aqsha juga Allah berkahi dan Allah berkahi segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Allah turunkan Al-Quran sebagai kitab yang penuh berkah, di malam Qodar yang penuh berkah.
Ringkasnya segala sesuatu yang ditunjukkan oleh dalil bahwa sesuatu itu mengandung berkah, maka berarti Allah telah meletakkan keberkahan di dalamnya. Sedangkan manusia yang berkah sebagaimana kata al-Imam Ibn al-Qoyyim adalah orang yang memberi manfaat kepada sekelilingnya dimana dia berada. “Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku shalat dan zakat selama aku hidup.” (QS Maryam: 31). Allah meletakkan keberkahan dalam harta, anak, keluarga, kondisi, waktu, tempat amal dan lain-lain.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Cara untuk mendapatkan keberkahan adalah dengan beriman, bertaqwa, bersikap adil, kasih sayang dan berbuat baik kepada orang. Dikatakan kepada Adam, Bapak Manusia yang pertama, saat pertama kali turun ke dunia ini Allah berfirman (yang artinya): “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“. (QS Thaha 123-124). Kepada Nuh alaihis salam Bapak Manusia yang kedua, Allah juga berfirman (yang artinya), “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka , kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.” (QS Huud: 48)
Maka iman, taqwa, dan mengikuti petunjuk adalah cara untuk mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi sehingga rizki bercurah-curah tiada henti. Dan Allah tidak pernah menyelisihi janji
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min dan harta mereka dengan memberikan surga kepada mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. Janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah 111)
Jamaah Jumat sekalian,
Agama dengan aqidah dan syariatnya akan menyebabkan kebahagian dunia kemudian kebahagian akhirat. Ini merupakan sebuah kepastian sejak manusia yang pertama Adam sehingga akhir jaman nanti. Orang-orang yang beriman menerima hal ini dengan hati penuh rasa percaya dan tidak ragu meskipun hanya sekejap mata. Keimanan ketaqwaan, keshalihan, dan petunjuk merupakan sebuah kekuatan pendorong untuk memakmurkan
*TEGAR DI ATAS SUNNAH*
BLOG USTADZ ARIS MUNANDAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar