Kamis, 24 November 2011

Benarkah Penyembelihan Hewan dengan Cara Syariat Islam Membuat Hewan Kesakitan Sehingga Islam dituduh Membantai Hewan Ternak?


Bismillah.


Kita semua tahu bahwa setiap tahun masyarakat Islam merayakan ibadah Qurban sebagai wujud persembahan terbaik kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah Qurban dilaksanakan melalui proses penyembelihan ternak Qurban (sapi, kambing, unta, domba, dll.) dengan cara tertentu. Daging-daging Qurban tersebut dibagikan kepada fakir miskin. Itulah , menurut kita, salah satu kelebihan Syariat Islam yang kita anut.


Kelebihan ini sering pula dikaitkan dengan suatu hadits. Hadits tersebut berbunyi: Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan (ihsan) pada segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, dan apabila kalian menyembelih maka hendaklah kalian berbuat ihsan dalam menyembelih, (yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelihnya" (HR. Muslim).


Akan tetapi, keyakinan kita sangat berbeda dengan pendapat orang-orang non Islam. Menurut mereka, Syariat Islam adalah contoh nyata betapa Islam betul-betul tidak manusiawi dan kelompok Islam adalah kelompok yang bengis, suka berbuat kejam, dan suka menganiaya binatang ternak, kemudian membantainya secara beramai-ramai. Ternak-ternak tersebut tidak  berdaya, hanya bisa meronta-ronta, hanya bisa mengerang-erang kesakitan.


Menurut mereka, kalau kita ingin mengkonsumsi daging binatang ternak,maka haruslah dengan cara yang baik, tidakmenyiksa ternak. Cara terbaik, menurut mereka, adalah dengan memingsankan ternak terlebih dahulu, untuk selanjutnya ternak disembelih secara tidak sadar. Car seperti inimereka yakini sebagai cara yang terbaik, karena ternak tidak meronta-ronta, tidak nampak kesakitan, tidak nampak teraniaya, dan sepertinya tidak merasakan rasa sakit (karena telah pingsan).


Begitulah tuduhan dan hujatan mereka, dan nampaknya sangat sulit bgai kita untuk 'membela diri'. Bahkan mungkin kita pun tidak bisa mengelak, atau bahkan mungkin sebagian dari kita malah membenarkan tuduhan tersebut! Na'udzu billahi min dzaalika!


Nah, bagaimana cara menyikapinya? Menolak tanpa bisa memberi argumen (bantahan) atau menerima dengan senang hati? Sebegitu sulitkah kita meyakini diri bahwa Syariat Islam adalah Syariat yang Terbaik?


Subhanallah, di tengah-tengah kegundahan umat Islam, dengan sengaja Allah Subhanahu wa Ta'alaa kirimkan jawaban dengan menugaskan 2 orang staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah Universitas terkenal di Jerman. Beliau berdua adalah Prof. Dr. Schultz dan koleganya Dr. Hazim. Berdua beliau memimpin suatu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan, manakah yang lebih manusiawi, Penyembelihan secara Sayiat Islam (tanpa proses pemingsanan), atau penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan).


Materi dan Metode Penelitian

Sebuah rangkaian penelitian dirancang secara khusus dengan mempergunakan sekelompok sapi yang sudah cukup umur (dewasa). Pada otak kecil sapi-sapi tersebut dipasang elektroda tertentu (semacam chip super kecil) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG) dengan menyentuh beberapa titik pada panel rasa sakit di permukaan otak (untuk merekam/ mendeteksi rasa sakit). Pada jantung sapi tersebut dipasang juga Electro-Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung.


Sapi dibiarkan beradaptasi beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, separuh sapi disembelih secara Syariat Islam, yaitu dengan menggunakan pisau yang sangat tajam dan memotong dengan potongan yang dalam pada 3 saluran leher bagian depan. Sebagian lagi sisanya disembelih ala Barat (Western Method) dengan terlebih dahulu dipingsankan menggunakan alat CBP-Stunning.


Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak dicatat untuk merekam kondisi otak dan jantung selama perlakuan pemingsanan dan penyembelihan (semenjak belum disembelih hingga benar-benar mati).


Hasil Pembahasan


a. Penyembelihan Ala Syariat Islam

1. Pada 3 detik pertama setelah ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus, tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. hal ini berarti tidak ada indikasi rasa sakit.


2. 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian tidur nyenyak hingga sapi-sapi tersebut benar-benar hilang kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.


3. Setelah 6 detik pertama tersebut, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleks gerakan koordinasi antara jantung dan sum-sum tulang belakang (spinal cord). Subhanallah, pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEg tidak naik, tapi justru drop sampai ke zero level (turun terus menuju angka nol). Diterjemahkan oleh kedua ahli tersebut bahwa, "No feeling of pain at all!"Tidak ada rasa sakit sama sekali.


4. Oleh karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi oleh manusia. Jenis daging seperti ini sangat sesuai dengan perinsip Good Manufacturing Practice yang menghasilkan Healthy Food.


b. Penyembelihan Ala Barat (Western Method)

1. Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps. Setelah itu sapi tidak bergerak-gerak lagi sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu sapi dapat dengan mudah disembelih,tidak meronta-ronta dan nampaknya tidak mersa kesakitan. Pada saat disembelih darah yang keluar sangat sedikit (tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses pemingsanan).


2. Tercatat ada kenaikan yang cukup tinggi pada EEG segera setelah proses pemingsanan. Hal tersebut mengindikasikan adanya cengkraman rasa sakit yang diderita oleh ternak.


3. Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya rasa sakit yang luar biasa sehingga jantung berhenti berdetak. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuan untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh serta tidak lagi mampumemompa darah keluar tubuh.


4. Oleh karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang tida klayak dikonsumsi manusia. Disebutkan dalam khasanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah yang tidak sempat keluar pada saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat yang sangat ideal bagi tumbuh kembangnya kuman dan bakteri pembusuk yang merupakan agen utama perusak kualitas daging.


Jelaslah, bahwa Islam bukan agama yang tidak manusiawi yang memiliki hari raya membantai hewan ternak beramai-ramai. Islam tidak sama seperti kebiasaan adat kelompok tertentu di sebuah negara yang setiap tahun melakukan perayaan menyiksa hewan ternak dengan cara memukuli atau menusukinya dengan tombak. Islam juga tidak sama dengan kelompoklain yang setiap tahun selalu menggiring ikan lumba-lumba dan melemparinya dengan panah beracun.


Allah adalah pencipta ternak sekaligus yang menurunkan kitab suci Al-Qur'an. Maka Allah Swt. sangat mengerti apa yang terbaik bagi kita. Wallaahu a'lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar