Kamis, 06 Januari 2011

ATURAN DALAM MENJALIN PERTEMANAN


Allah Ta’ala berfirman:
الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman dekat pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)
Dari Abu Musa radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Perumpamaan teman yang saleh dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, maka bisa jadi dia menghadiahkan parfumnya kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau wangi darinya. Sedangkan pandai besi, jika apinya tidak membakar bajumu maka kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Keadaan seseorang itu sangat terkait dengan agama teman dekatnya, karenanya hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud no. 4833, At-Tirmizi no. 2397, dan dinyatakan hasan olehnya)
Penjelasan Ringkas:
Teman dekat tidak diragukan mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi akidah, akhlak, dan watak seseorang. Karenanya seseorang itu biasanya berperilaku seperti perilaku teman dekatnya, baik itu perilaku yang baik maupun yang jelek. Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sangat menganjurkan untuk memilah-milih teman duduk apalagi teman dekat. Hendaknya dia hanya duduk dengan teman-teman yang baik, yang bisa mendorongnya untuk melakukan ketaatan dan mencegahnya dari berbuat kemaksiatan. Sebaliknya beliau melarang keras untuk bergaul dengan teman-teman yang jelek, yang tidak mendatangkan kebaikan ketika duduk bersamanya dan membiarkan ketika kita berbuat maksiat. Demi Allah, teman seperti itu hanya akan menjadi musuh terbesar kita pada hari kiamat. Karena pertemanan yang tidak dibangun di atas keimanan dan ketakwaan kepada Allah maka pertemanan itu tidak akan kekal, bahkan akan berubah menjadi permusuhan pada hari kiamat.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan hanya kepada Rabbmu lah tempat berakhirnya segala sesuatu.” Berdasarkan ayat ini, para ulama menjelaskan bahwa semua bentuk kecintaan yang lahir bukan karena Allah maka kecintaan itu tidak akan kekal sampai hari kiamat. Bahkan kecintaan itu akan selesai ketika dia meninggal, dan pada hari kiamat orang yang dia cintai akan menjadi musuh baginya, nas`alullaha as-salamah wal ‘afiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar