Kamis, 23 Desember 2010

KU PIKIR AKU SHOLEHA TAPI TERNYATA AKU TAK SE SHOLEHA YANG AKU KIRA

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warhmatullahi wabarakatuh
==========================

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.  [Q.S, Al-A’raaf :26]
--------------------------------------------------------------------------------------------------

"Pagi yang istimewa”, batinku tadi pagi sembari mengeluarkan motor dari garasi, aku baru saja menyadari ada yang berbeda di pagi ini. Nuansa alam yang kusuka : mendung sedikit panas. Suasana yg punya nuansa tersendiri bagiku, nuansa romantis.

Setiba dikampus, aku menjalani kehidupan kampus dengan ceria. Mengajar dan kuliah kali ini cukup menyenangkan. Hmm, menjadi wanita populer memang menyenangkan. disapa banyak kalangan, diperhatian banyak orang, dan yang pasti ini menjadi peluang agar bisa memberi lebih banyak manfaat bagi orang..

Sore menjelang petang. ” Saatnya pulang”, pikirku. Aku melangkah menuju lapangan parkir yang terletak di sudut kampus. Masih tersisa 5 motor, motorku salah satunya. Hmm, cukup sepi ternyata. Namun tiba-tiba, aku mengernyitkan dahi dan tanganku tertahan. Ada amplop cantik berwarna biru muda terselip di keranjang kecil motorku. Awalnya tanganku ragu untuk mengambilnya, sampai akhirnya kuyakini amplop itu tak lain adalah untukku, walau identitas pengirim tak terbaca oleh mata jeliku.

Kucoba merobek tepi amplop itu, hingga kutemukan secarik kertas berwarna putih dengan tulisan besar.
Deg!

Seketika mataku terbelalak, bibirku tak bergeming, tanganku berkeringat dingin, dan ... ” Yaa Allah!” aku berteriak.
” Ternyata, tak sesholehah yang kukira..!”.

Lututku lemas, dan tubuhku jatuh terduduk.. Aku.. aku menangis seketika itu juga membaca sepucuk surat yang hanya bertuliskan 1 kalimat itu. Tulisan tangan berwarna merah yang dibuat dengan ukuran ekstra besar.

Sepanjang perjalanan pulang dengan mengendarai motor, hampir sering aku melamun. Klakson motor dan mobil menegurku berkali-kali. Puffh, di otakku hanya ada kejadian itu. Hanya itu. Hanya itu. Sampai akhirnya setibaku dirumah, wudhu menjadi pelarianku. Adzan magrib yang bersahut-sahutan itu makin membuatku ingin bergegas. Bergegas takbir, sujud dan salam. Sudah cukup, hatiku tak kuat lagi menahan teguran itu..tangisanku meledak tak tertahankan.

Aku hanya wanita yang dititipkan beberapa keindahan oleh-Nya. Pintar, kaya, cantik dan sholehah. Setidaknya itu menurut banyak orang dikampusku. Begitu kebanyakan penilaian orang padaku. Namun, sejak kejadian sore itu, hatiku terhenyak, seakan aku disadarkan akan suatu hal yang sering terlupakan.

Kupikir aku termasuk muslimah yg cukup berilmu. Tapi ternyata, kajian-kajian keIslaman yg sering aku ikuti belum bisa teraplikasikan dlm hidupku.  
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir aku termasuk muslimah yang dicintai banyak orang. Tapi ternyata, tak sedikit yang sakit hati hanya karena lisanku. Apa karena aku masih kekanak-kanakan, sehingga tak cukup dewasa menanggapi omongan orang?
Ya, kupikir aku sholehah, tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir aku termasuk muslimah yang teguh dalam pendirian. Tapi ternyata, aku sempat terpikir untuk melepas jilbab yang telah lama kupakai,  entah mengapa. Kini aku bebas berikhtilat dengan lawan jenis, berfoto bersama mereka, mengupload-nya di facebook. Mengumbar foto-fotoku di album foto di facebook, di Blog yang aku kelola, dan masih banyak lagi. Mungkin aku terlihat cantik dihadapan orang lain. Tapi entah, apakah aku terlihat cantik dihadapan penciptaku?
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir aku termasuk muslimah yang mampu menjaga hijab. Tapi ternyata, aku masih saja belum bisa menjaga hati terhadap lawan jenis, apalagi kalau ada ikhwan yg tampan atau aktivis kampus, sampai kadang mata dan hati ini terlarut oleh perasaan, sehingga muncul virus-virus perusak hati, seakan terlupa oleh ayat Allah: ”Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Surah Al-Israa’ : 32).

Ya, mendekati zina! Aku.. aku mengakui itu adalah kebenaran. Tapi kini aku merasa aku menjadi wanita yang lemah tak berdaya, karena aku menyerah saat tahu bahwa aku terlanjur terpenjara oleh perasaan cinta yang tak halal.
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir aku termasuk muslimah yang mampu menjaga niatan dalam hati. Tapi ternyata, aku bangga menjadi wanita populer yang sering menampakkan diri di depan umum. Aku memang bukan sedang mengikuti ajang puteri indonesia yang intinya pamer kecantikan dan kepintaran... tapi, hatiku gampang terkotori untuk bangga mendapatkan pujian. Hatiku mudah terprovokasi untuk riya’..
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir aku termasuk muslimah yang istiqomah mengamalkan ilmu agama. Tapi ternyata, aku kadang masih mau berduaan dengan lelaki yang bukan mahram. Aku menyadari, ada muslimah lain yang bisa kuajak menamaniku bertemu lelaki itu, tapi entahlah.. aku segan memintanya menemaniku. Hhmm segan? Tidak. Aku hanya ingin sedikit menikmati rasanya berdua dengan seorang lelaki walau dalam tempo yang tidak lama.
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir aku termasuk muslimah yang lembut hati dan tutur katanya. Tapi ternyata, kadang ada saja orang yg sakit hati karena omonganku. Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir, aku termasuk muslimah yang banyak berkontribusi untuk da’wah. Tapi ternyata, aku menjadi muslimah yang tidak jauh beda dengan orang-orang yang sukanya menghina dan mencela jam'aah lain yang berjuang di jalan dakwah.
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Aku hampir saja sombong dalam menilai diriku sendiri. Sampai akhirnya, Allah menegurku dengan kuasa-Nya. Aku tertipu tak lain oleh diriku sendiri. Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir, aku termasuk muslimah yang qonaah dalam menerima takdir Allah, tentang pembagian rejeki dan bentuk wajah yang telah diberikan Allah untukku, tp aku masih suka tak bersyukur dengan mencela betapa sedikitnya penghasilanku dan betapa kurang cantiknya wajahku dibanding akhwat-akhwat yg lain. 
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Kupikir, aku tak pernah melukai perasaan sahabat-sahabatku. Tapi betapa mereka sering tersakiti hanya karena sebuah prasangka buruk dariku terhadap mereka yang belum tentu benar. Betapa seringnya aku enggan untuk meminta maaf lebih dulu kepada mereka mengingat aku merasa lebih baik dari mereka. Betapa sombongnya diri ini. 
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...

Sekarang aku mengetahui, predikat Sholehah hanya Allah-lah yang menilai. Bukan dari manusia. Kalau dibilang cantik, pintar, kaya, memang iya pernyataan mereka itu tidak ada yg salah. Tapi kalau sholehah..?? Tidak ada satu orangpun yg berhak memberi penilaian bahwa aku sudah sholehah, kecuali Allah Yang Maha Mulia.

Rabbul Izzati..ampuni hamba yg telah dzalim ini.

(sedang mengaca pada cermin.....melihat sesosok wanita dalam raga ini.....sudah sholehahkah diriku..??)

“Dunia Adalah Perhiasan dan Sebaik-baik Perhiasan Adalah Wanita Sholehah” [Al-Hadist]
Wallau’alamBishowab

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam
---------------------------------------
- Angel -

( Sebagai Muhasabah diri : Terhatur untuk saudari2ku muslimah : semoga menjadi bahan renungan untukku, untukmu, dan untuk kita semua.. - senyum -)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar