Sabtu, 11 September 2010

AL-QURAN TENTANG AWAN




Para ahli sains telah mempelajari berbagai macam awan dan mengerti bahwa awan yang menimbulkan hujan (awan hujan) dibentuk menurut sistem yang tertentu dan melalui tahapan-tahapan yang tertentu pula yang terhubung dengan model angin dan mendung yang tetap.
Salah satu dari awan yang menimbulkan hujan adalah yang disebut dengan 'awan cumulonimbus' yang berhubungan dengan badai guruh (lihat gambar 18.1). Ahli meteor (meteorologis) telah mempelajari bagaimana awan cumulonimbus terbentuk dan bagaimana awan ini menghasilkan hujan, hujan es dan kilat. Mereka menemukan bahwa awan cumulonimbus pergi melalui beberapa tahap berikut untuk menghasilkan hujan:
1) Awan didorong oleh angin: Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin mendorong beberapa bagian kecil dari awan (kumulus) menuju daerah di mana awan-awan berkumpul.
2) Penggabungan: Kemudian awan yang kecil bergabung bersama membentuk awan yang lebih besar.
3) Penumpukan: Ketika awan yang kecil bergabung bersama, ??updraft?? di dalam awan yang lebih besar meningkat. ??Updraft?? yang dekat dengan pusat awan lebih kuat dari pada updraft yang ada di tepi. Updraft ini menyebabkan tubuh awan berkembang secara vertikal (ke atas), maka awan-awan bertumpuk-tumpuk. Perkembangan secara vertikal ini menyebabkan tubuh awan merentang kepada daerah-daerah yang lebih dingin dari atmosfer di mana tetesan hujan dan butiran es terbentuk dan mulai berkembang makin besar. Ketika tetesan air dan butiran es ini menjadi beban yang sangat berat bagi updraft, mereka mulai jatuh dari awan sebagai hujan, butiran es, dan sebagainya.
Allah berfirman dalam Al-Quran:
Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
(Quran 24:43)

Ahli meteorologi mengetahui detail dari pembentukan awan, struktur, dan fungsinya baru-baru ini saja dengan menggunakan peralatan seperti pesawat, satelit, komputer, balon udara, dan sebagainya untuk menyelidiki tentang angin dan arahnya, untuk mengukur kelembaban dan variasinya, dan untuk menentukan level dan variasi tekanan atmosfer (Lihat Gambar 18.2)


Awan Cumulonimbus dilihat dari udara
Ayat berikut ini, setelah menyebutkan tentang awan dan hujan, berbicara mengenai hujan es dan kilat:
Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
(Quran 24:43)

Ahli meteorologi menemukan bahwa awan cumulonimbus ini, yang menghujankan es, mencapai ketinggian 25.000 sampai dengan 30.000 kaki (4.7 s.d. 5.7 mile), bagaikan pegunungan, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran: Dan Dia mengirimkan butiran-butiran es dari gunung (awan) di langit ... (Quran 24:43)
Ayat ini mungkin akan membangkitkan sebuah pertanyaan. Mengapa ayat tersebut menyatakan ... 'kilatnya' ketika menyatakan tentang hujan es? Bukankah ini berarti bahwa butiran es adalah faktor terbesar yang menyebabkan kilat? Mari kita lihat apa sebuah buku yang berjudul 'Meteorologi Hari Ini (Meteorology Today)', yang menyatakan tentang ini. Buku ini mengatakan bahwa awan menjadi bermuatan listrik ketika butiran es jatuh melalui sebuah daerah di awan yang sangat dingin dan berbentuk kristal es. Ketika butiran cair bertumbukan dengan butiran es, mereka membeku ketika bersentuhan dan melepaskan panas yang terpendam. Ini untuk menjaga permukaan butiran es tetap lebih hangat dari pada kristal es di sekitarnya.

Ketika butiran es bersentuhan dengan kristal es, fenomena penting terjadi. Elektron mengalir dari objek yang lebih dingin menuju objek yang lebih hangat. Oleh karenanya butiran es terbebani elektron negatif. Efek yang sama terjadi ketika tetesan yang sangat dingin bersentuhan dengan butiran es dan ??tiny splinter of positively charged ice break off?? Pemicu api ini, yang terbenani partikel bermuatan positif kemudian terbawa menuju bagian awan yang lebih tinggi oleh ??updraft??. Butiran es, yang tertinggal dengan beban negatif, jatuh menuju bagian bawah dari pada awan, sehingga bagian bawah awan menjadi bermuatan negatif. Beban muatan negatif ini kemudian ditembakkan ke bumi sebagai kilat. Kita bisa menyimpulkan dari keterangan ini bahwa butiran es adalah faktor utama yang menimbulkan kilat.




Informasi tentang kilat ini hanya ditemukan baru-baru ini saja. Sampai dengan 1600 abad, ide Aristotle tentang meteorologi masih dominan. Sebagai contoh, dia menyatakan bahwa atmosfer berisi dua macam uap, basah dan kering. Dia juga mengatakan bahwa guntur adalah suara benturan antara uap kering dengan awan yang berdekatan, dan kilat adalah kobaran pembakaran dari uap kering yang tipis. Ini adalah ide-ide pada bidang meteorologi yang dominan pada masa Al-Quran diturunkan 1400 tahun yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar