Sabtu, 28 Agustus 2010

BAHAYA MANDI BOLA

selagi musim liburan, moga bisa jadi referensi
Dapat kiriman dari teman nie, moga bisa bermanfaat buat semua terutama yg punya baby,adek taw saudara yg msh kecil...,
.
Judul: Bahaya mandi bola bagi anak2
cuma mo sedikit sharing neh tentang permainan MANDI BOLA yang biasa selalu rame oleh anak-anak. Dari postingan beberapa teman dari berbagai mailist, ini ada kisah nyata yang dialami kawan-kawan kita. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua dalam memilih jenis permainan untuk anak.

Sharing I :

Beberapa waktu lalu saya mengantar putri saya mandi bola di salah satu mal di daerah Ibu saya. Sebenarnya di rumah saya, saya buat arena mandi bola sendiri yg rutin saya bersihkan. Berhubung mudik, tidak mungkin saya bawa seluruh mainan putri saya (apalagi mandi bola).

Pada waktu mengangkat putri saya dari arena mandi bola, saya merasa tergigit serangga dan memang ada bekas gigitan, setelah itu saya oleskan salep. Nyatanya 2 hari kemudian, saya demam hebat, menggigil dan panas tinggi. Saya tidak berfikir bahwa itu disebabkan gigitan serangga, saya pikir karena saya terlalu letih.

Nyatanya, bercak gigitan menyebar, setelah saya periksakan ke dokter, dokter menyatakan herpes. Dijelaskan bahwa serangga bisa sebagai pembawa virus herpes. Dokter mengatakan saya sebaiknya hati2 membawa putri saya untuk bermain, jangan sembarangan memasukkan anak dalam arena permainan karena banyak kejadian anak sakit tapi kita tidak tahu mungkin tertular di tempat area main. Kita harus memilih

apalagi jika arena permainan tidak tersentuh sinar matahari lebih baik ajari dia untuk bermain di area bebas seperti jogging area atau taman kota.

Sharing II :

Ini kejadian baru menimpa anak bekas tetangga di Bandung ..

Pas hari libur, sabtu/minggu seperti biasa pasti orang tua pingin ajak anaknya main. tetanggaku dia ajak anak perempuannya umur 3,5th mandi bola di BSM ( Bandung ). Ngga ada feeling apa-apa ..... anaknya senang main-main.

Setelah itu besoknya dia masih sekolah (Pre-School) seperti biasa.. ngga ada tanda-tanda apapun. Tapi tiba2 hari ke 4 setelah dia mandi bola itu, tanpa gejala apapun, tau-tau dia ngga bisa jalan.. anaknya pun ngga mengeluh ada gejala sakit apapun.. dia cuma nanya dengan polosnya ke ibunya "Mama.. kok Riska ngga bisa jalan ya ma"...

Akhirnya sama ibunya dia langsung dibawa ke RS.Boromeus Bandung .. dan itupun setelah diperiksa sama DSA, ngga langsung ketahuan sebabnya kenapa tiba-tiba lumpuh... Sampai akhirnya setelah pemeriksaan dokternya, Riska dikasih antibiotik macem2 yg memungkinkan buat ngobatin sakitnya itu..karena menurut dokternya ini kena kuman.

Akhirnya, besoknya Riska dirujuk ke RS.Hasan Sadikin karena ada DSA yang menangani kasus seperti ini. Selidik punya selidik, akhirnya DSA di Hasan Sadikin menemukan bahwa Riska kena virus IPD, yang virusnya menyebar melalui sumsum tulang belakang.. sampai akhirnya akan merambat ke otak.

Karena itu, Riska disuntik setiap hari yang harga suntikannya 6jt/suntik. Untuk mencegah virus itu berhenti menyebar agar tidak ke otak. Menurut dia, memang virus ini masih jarang di indonesia dan belum diwajibkan sama IDAI. Tapi mulai ada penyebaran virus ini yang menyerang terutama pada balita dan orang tua di atas 60.

Dokternya tidak bisa menjamin apa2, tapi hanya berusaha untuk mencegah penyebaran virusnya. Dokternya pun ngga bisa bilang kalo itu karena mandi bola.

Tapi saat aku cerita ke kakak iparku, ternyata dia ada pengalaman, anak temen kantornya terkena virus yang sama dan persis kejadiannya setelah mandi bola juga.

Menurut DSA temen kakakku itu, tempat mandi bola memang merupakan lokasi penularan paling bagus untuk virus apapun, terutama di tempat2 umum.

Karena jarang sekali pihak taman bermain itu mencuci bola2 tersebut dan dengan ruangan yang tertutup dan lembab, tidak kena sinar matahari, tempat mandi bola jadi tempat bersemayamnya virus.

Sharing III :

Satu dari putra-putraku kehilangan jam tangannya dan karenanya dia sangat kecewa. Jadi kami menggali di antara bola2 untuk mencarinya. Sambil mencari jam tersebut, kami menemukan muntahan, makanan, kotoran dan sesuatu lainnya yang tidak ingin saya sebutkan. Saya pergi ke manager dan memprotes hal tersebut dan menemukan bahwa kolam bola hanya dibersihkan satu kali setiap bulannya. Saya bahkan ragu bahwa itu telah dilakukan sesering itu. Anak-anakku tidak akan pernah bermain lagi di kolam bola
manapun.

Sharing IV :

Hai, namaku Lauren Archer, putraku KEVIN dan aku tinggal di Melbourne, Australia,

2 October 1999. aku membawa putra tunggalku ke MC Donald s untuk perayaan ulang tahunnya yang ketiga. Setelah dia menyelesaikan makan siangnya aku mengijinkan dia bermain di kolam bola. ketika tak lama kemudian dia mulai melolong, aku bertanya kepadanya apa ada masalah. Dan dia menunjukkan pantatnya dan berkata dengan sederhana : Ma, disini sakit.
Aku tidak dapat menemukan apapun yang keliatannya bermasalah pada dia saat itu. Aku memandikannya ketika kami pulang, dan menemukan di point yang dia tunjuk, terdapat memar - bekas bilur di pantatnya.

Berdasarkan pemeriksaan, kelihatannya itu adalah sesuatu seperti ada serpihan di bawah
memar itu. Aku membuat janji dengan dokter pada hari berikutnya dan anakku mulai muntah dan gemetaran, kemudian matanya berputar ke belakang kepalanya, dari situ, aku memutuskan untuk ke ruang darurat/ICU. Dia meninggal tepat pada malam hari itu.
Yang mematikannya adalah memar di pantatnya, yang merupakan ujung sebuah jarum suntik yang patah ketika tertusuk masuk ke pantatnya. Hasil autopsi menyebutkan Kevin mati karena overdosis heroin.
Minggu berikutnya, polisi memindahkan bola2 dari kolam bola, disana ditemukan makanan rusak, beberapa jarum suntik lainnya, beberapa masih dosis penuh, beberapa telah digunakan, pisau2, permen yang dimakan separuhnya, diapers, kotoran dan genangan urine.

Sharing V :

Seorang anak kecil lainnya telah bermain di kolam bola Burger King dan mulai mengeluh
lengannya terluka. Dia juga meninggal kemudian. Ditemukan bahwa dia mendapat gigitan ular di sekitar lengan dan pantatnya. Ketika mereka membersihkan kolam bola itu, mereka menemukan sarang ular berbisa di dasar kolam bola tersebut. Anak kecil itu telah menderita sejumlah gigitan dari ular2 yang sangat berbisa.



So, apa kesimpulan yang kalian dapat dari sharing teman-teman ini? Mungkin bisa menjadi satu acuan buat kita semua agar lebih berhati-hati lagi untuk segala hal yang berhubungan dengan anak kita, terutama dalam memilih jenis permainan untuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar