Kamis, 08 Juli 2010

MENJEMPUT BEKAL KEMATIAN

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh . Saudaraku yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta'ala , Renungkanlah dan simaklah artikel ini dengan hati yang Khusyuk .



saudaraku Pejamkanlah mata kita lima menit saja dan Bayangkanlah detik-detik sakaratul maut yang suatu saat pasti menimpa diri kita . Bayangkanlah beratnya pencabutan nyawa, kesakitan dan penderitaannya. Bayangkanlah ketika nyawa kita benar-benar telah lepas dari tubuh kita . Dan itulah kematian. Bayangkanlah saat perpisahan kehidupan kita untuk selama-lamanya itu dengan isteri, orangtua, anak-anak, kerabat, orang-orang tercinta dan segenap sahabat kita . Jasad kita dibawa ke tempat pemandian. kita dimandikan dan dikafani. Selanjutnya kita dibawa ke masjid untuk dishalatkan. Lalu kita dipanggul di atas pundak orang-orang untuk dikuburkan.



Bayangkanlah bahwa malam ini adalah malam pertama anda di kuburan! Bayangkan kedatangan malaikat Munkar dan Nakir yang akan menguji kita dengan beberapa pertanyaan."Siapa Tuhanmu?" Dengan tenang dan mantap ia menjawab, "Allah lah Tuhanku. Muhammad nabiku. Al-Qur'an panutanku. Ka'bah kiblatku. Ibrahim bapakku. Agamanya adalah agamaku."



Oleh kedua malaikat itu ia lalu dibawa memasuki sebuah pintu neraka. Ia diperlihatkan neraka dengan segala macam siksanya yang sangat mengerikan.Tetapi, kemudian malaikat itu berkata, "Jangan takut. karena nereka itu hanya untuk orang - orang yang kafir dan yang tak bisa menjawab pertanyaan ku . 



Bayangkanlah kengerian kita seandainya tiba-tiba lidah anda kelu tak mampu menjawab. Bayangkanlah saudaraku , Renungkanlah kejadian ini .... 



Maka dibukakanlah untukava suatu lubang ke arah surga, dimana dia bisa melihat gemerlapnya dan segala isinya. Maka dikatakan kepadanya, "Lihatlah apa yang telah Allah palingkan darimu." Kemudian dibukakan pula suatu lubang ke arah neraka, dimana dia bisa melihatnya, saling berbenturan satu sama lain. Maka dikatakanlah kepadanya, "Inilah tempatinu. Kamu telah menganut keraguanmu, atas itu kamu telah meninggal, dan atas itu pula kamu kelak akan dibangkitkan, insya Allah." (Shahih, menurut Al Albani)






Nabi Shallallahu alaihi wasallam lalu bersabda, "Setelah itu muncullah dua malaikat kubur yang berkulit hitam dan menggaruk tanah dengan sepasang taringnya. Rambutnya sangat panjang sehingga menyentuh tanah. Bicaranya keras bagaikan halilintar yang mengeggelagar. Matanya setajam kilat yang sedang menyambar. Napasnya bagai angin yang bertiup sangat kencang. Masing-masing membawa godam dari besi yang sangat berat, yang seandainya dipukulkan ke sebuah gunung paling besar pasti akan hancur lebur. Nyawa siapa pun yang memandangnya pasti akan menggigil ketakutan dan lari terbirit-birit lalu masuk ke tenggorokan jasadnya yang sudah menjadi mayit. Kemudian jasad itu hidup hanya pada bagian dadanya saja, seperti keadaan orang yang sedang mengalami sekarat. Ia tidak sanggup bergerak sama sekali, tetapi ia bisa mendengar dan bisa melihat.



Setelah disuruh duduk, ia lalu dibentak dengan keras oleh kedua malaikat yang menyeramkan tadi. la kemudian ditanya, ‘Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu? Apa kiblatmu?' Jika ia diberi pertolongan oleh Allah, ia akan balik bertanya kepada kedua malaikat tersebut, ‘Siapa yang memberi kalian mandat menanyaiku? Siapa yang mengutus kalian kepadaku?' Dan yang bisa memberikan jawaban seperti itu hanyalah para ulama pilihan. Mendengar pertanyaan balik seperti itu, malaikat tidak bisa berbuat apa-apa selain mempersilakan ia untuk masuk ke surga yang penuh dengan nikmat: la akan bersenang-senang di dalamnya sampai tiba hari kiamat. la selalu bertanya, kapan tiba hari kiamat? Sebab, baginya tidak ada yang lebih menyenangkan daripada tibanya hari kiamat."'





Bayangkanlah kesendirian kita , kegelapan dosa dan maksiat kita . Bayangkanlah ratusan atau bahkan ribuan tahun penantian datangnya Kiamat? Bayangkanlah apakah kuburan kita itu menjadi bagian dari taman Surga? Ataukah menjadi bagian dari jurang Neraka? Bayangkanlah keinginan kita bisa kembali ke dunia, meski sehari, untuk menambah amal shalih. Bayangkanlah betapa butuhnya kita terhadap tambahan pahala, tetapi kita sudah tidak berdaya. Bayangkanlah betapa beratnya, betapa menderitanya " Renungkanlah wahai Saudaraku " 





Yakinlah kita semua pasti mengalaminya, entah kapan. Yang jelas, kurang dari 100 tahun kita pasti sudah kembali kepada yang kuasa . Tapi bisa jadi, besok atau minggu depan kita sudah meninggalkan dunia . Kematian selalu mengintai manusia di mana saja ia berada. Tidak peduli siang atau malam, anak-anak, remaja atau sudah tua. Tidak peduli dalam keadaan sehat atau sakit, suka cita atau duka lara, aman atau perang, kaya atau miskin, raja atau rakyat jelata, pria atau wanita. Tidak peduli di rumah, di kantor, atau di perjalanan, di darat, laut atau di udara. Ya, tidak seorang pun dari kita yang bisa memastikan dirinya aman dari kematian.



Lalu, apa bekal kita dan persiapan kita untuk kematian yang sewaktu-waktu menyergap diri kita? 



Bagaimana jika diri kita mati hari ini? 



Pasti kita mengeluhkan dosa-dosa yang menggunung dan kebaikan yang sedikit!



Tapi bersyukurlah kita sekarang masih hidup dan di beri kesehatan , maka sebelum kita meninggalkan dunia . Jemputlah bekal kematian kita sekarang. Sebelum datang penyesalan yang menyesakkan dada, sesal yang tiada lagi berguna.



“Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang bila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun:10-11)



Bacalah Artikel ini. dengan hati khusyuk dan izin Allah- akan lebih termotivasi mencari bekal kematian. kita akan mendapatkan pelajaran kematian yang mempengaruhi jalan hidup kita. Tak berlebihan jika penulis artikel ini menegaskan, “Mudah-mudahan saja semua ini menjadi peringatan. Barangsiapa yang tidak tersentuh dengan peringatan ini, berarti hatinya telah mati. Atau bahkan mungkin ia tidak diberi anugerah hati sama sekali.”



“Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya." (QS. Al-Israa': 13)





Wallahu a’lam bishshawab, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh




Tidak ada komentar:

Posting Komentar