Kamis, 16 Juni 2011

ADAB MENGUAP DAN BERSIN

Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap.

“Apabila
seseorang di antara kalian menguap, maka hendaklah ia menahannya sebisa
mungkin, sebab jika ia menguap, maka syaitan akan menertawakannya.”
(Sunan at-Tirmidzi: X/198)

Allah yang Mahasempurna telah menyempurnakan agama Islam bagi kita. Segala syari'at yang
digariskan-Nya adalah bukti nyata akan kesempurnaan agama ini. Di
antara syari'atnya adalah adab menguap dan bersin, salah satu bagian
kecil dari adab-adab Islam yang sering dilupakan banyak orang. Ternyata,
dalam dua hal yang secara alamiah terjadi pada setiap manusia ini,
terdapat kandungan ibadah yang pahalanya besar.

Betapa seringnya
kita menguap dan bersin dalam sehari. Ini merupakan kesempatan bagi kita
untuk berebut pahala dengan mengamalkan adab-adabnya. Dulu, kaum Yahudi
berpura-pura bersin di sisi Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dengan
harapan mendapat karunia yang besar melalui do'a beliau. Maka, bagaimana
dengan kita?

Alangkah disayangkan jika kita ummat Islam, tidak
bisa meraup pahala dari dua hal ini, padahal ummat lain saja merasa iri
dan mengharapkan kebaikan darinya.

Rasulullah bersabda:
عن أبي
هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إن الله
يحب العطاس ويكره التثاؤب، فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن
يشمته، وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع، فإذا قال: ها،
ضحك منه الشيطان )) صحيح البخاري في الأدب 6223
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ta'alaa anhu, Rasulullah bersabda, "Sungguh Allah mencintai
orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian
bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu
untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah
itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi:
Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya". Shahih Bukhari, 6223.

Imam Ibnu Hajar berkata:
"Imam
Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas
dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa
bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan
tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap.
Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat
untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa
menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan
orang itu malas (Fath-hul Baari: 10/6077)

Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang
yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut. Beliau
bersabda shallallaahu 'alaihi wasallam :

(( إذا عطس أحدكم فليقل
الحمد لله، وليقل له أخوه أو صاحبه: يرحمك الله، فإذا قال له يرحمك الله
فليقل: يهديكم الله ويصلح بالكم )) صحيح البخاري في الأدب: 6224
Apabila
salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah,
dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu,
dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdikumullahu wa
Yushlihubaalakum (HR. Bukhari, 6224)

Dan para dokter di zaman
sekarang mengatakan, "Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak
dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena
organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh.
Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan
orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas
menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, dan bukan mulut dengan cara
biasa menarik nafas dalam-dalam !!! Karena mulut bukanlah organ yang
disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Maka, apabila mulut
tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai
jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke
dalam tubuh.

Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia
agar kita melawan "menguap" ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup
mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan
kiri.

Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara
dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan
mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini
sejumlah hal seperti debu, haba' (sesuatu yang sangat kecil, di udara,
yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba
yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara
tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya
terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan
sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang
hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia
bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk ketika sedang menguap. (Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyah fii
Al-Islam: hal 155)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar