Ummu ‘Athiyah berkata:"Pada dua hari raya, kami diperintahkan untuk mengeluarkan wanita-wanita haidh dan gadis-gadis pingitan untuk menghadiri jamaah kaum muslimin dan doa mereka. Tetapi wanita-wanita haidh menjauhi tempat shalat mereka. Seorang wanita bertanya: “Wahai Rasulullah, seorang wanita di antara kami tidak memiliki jilbab (bolehkan dia keluar)?” Beliau menjawab: “Hendaklah kawannya meminjamkan jilbabnya untuk dipakai wanita tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan kebiasaan wanita sahabat keluar rumah memakai jilbab. Dan Rasulullah tidak mengizinkan wanita keluar rumah tanpa jilbab, walaupun dalam perkara yang diperintahkan agama. Maka hal ini menjadi dalil untuk menutupi diri. (Lihat Risalah Al Hijab, hal 15, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, penerbit Darul Qasim).
Syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
Memakai pakaian-pakaian yang ketat yang memperlihatkan tonjolan kecantikan wanita dan menampakkan keindahan tubuhnya adalah perbuatan haram, karena Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda :
Dua golongan orang yang merupakan calon pengisi neraka yang belum saya lihat mereka itu : Laki-laki yang memiliki cemeti/ cambuk bagaikan ekor sapi yang dengannya mereka memukuli orang, dan wanita-wanita yang kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang) mailat mumilat (menyimpang dari kebenaran dan mengajak orang lain untuk menyimpang) (HR Muslim dan lainnya).
Sabdanya,” kasiyat ‘ariyat,” telah ditafsirkan:
1. Bahwa mereka itu berpakaian dengan pakaian pendek yang tidak menutupi aurat yang harus ditutup,
2. dan ditafsirkan bahwa mereka mengenakan pakaian tipis yang tidak menutupi kulitnya dari pandangan di baliknya,
3. dan ditafsirkan juga bahwa mereka mengenakan pakaian ketat yang memang menutupi kulit dari pandangan namun tetap menampakan lekuk dan bentuk kemolekan tubuh wanita.
Syukran telah berbagi dengan kami dan selalu bersama kami, disini kita saling mengingatkan ya, sama sama belajar,sama sama mencari ridha ilahi.
bahwa sanya menutup aurat ini adalah bukan masalah siap atau tidak tapi apakah kita mau taat atau tidak atas perintah menutup aurat,
dan perkara hati tidak siap untuk menutup aurat itu adalah perkara lain,dan tidak boleh disatukan dengan menutup aurat secara hukum, karena bagaimanapun hukum hati yg bermaksiat dan aurat yg terlihat ada di dua tempat yg berbeda,karena tak ada satupun nash yang mengatakan ""pakailah hijab,tutup auratmu kalau hatimu sudah mulia"",tapi alangkah baiknya bila hati kita juga ikut baik. jadi mau hati baik atau tidak maka tetaplah aurat ditutup, insyaAllah dengan niat yang baik,maka Allah akan memperbaiki kita karena kita mau baik.
patut kita perhatikan adalah bahwa aurat ditutup dengan kain,bukan dengan yang lain, kita bukan mau membungkus kulit kita rapat2,tapi mau menutup aurat,tentu dengan cara yang benar,yaitu dengan pakaian yang benar yang berarti longgar tanpa menampakkan lekuk lekuk tubuh. dan celana yang ketat juga termasuk memperlihatkan lekuk tubuh. yaitu celana jins dan celana lain yang memperlihatkan lekuk tubuh.karena betis,paha juga bagian tubuh bukan? mari kita tutup dengan benar2.
--kalau kita beralasan, "kan masih ada pakaian yang lama masa di buang,tidak dipakai"masa mau beli baru lagi"--kami menanggapi alasan ini ,begini, Coba berapa harga HP yang ada di tangan kita dan berapa harga Hijab yang besar,dan pakaian yang longgar? harga hijab Rp 35.000 dan HP minimal Rp 300.000, HP kita mampu beli,tapi kenapa kain buat menutup aurat kita tak mampu, Pulsa berapa sebulan yang kita habiskan tapi mengapa buat beli Kerudung besar kita tak mampu, apakah lebih berharga HP dari diri Kita,apakah lebih berharga HP daripada AURAT kita? naudzubillah min dzalik.. mari saudariku,sama sama kita mencari ridha ilahi dengan cara yang benar.
JAGA IMAN,JAGA SHALAT,JAGA AURAT
menginginkan kebaikan maka carilah dengan cara yang benar, menginginkan ridha ilahi maka carilah dengan cara yang di perintahkan Allah. jangan pakai cara orang2 jahil (m.al islam)
Kita mengharapkan keselamatan tapi kita tidak berjalan dijalan keselamatan. Sungguh perahu tidak akan berlayar di atas tanah. Jalanlah dijalan keridhaan Allah agar selamat. Sungguh perahu hanya akan berlayar di atas air.(m.al islam)
SUNGGUH KAMI MENCINTAI KALIAN SAUDARIKU, PESAN CATATAN INI BUKANLAH UNTUK MENGHAKIMI,TAPI UNTUK SALING MENGINGATKAN DALAM KEBAIKAN, HAYA SATU TUJUAN YAITU MENCARI RIDHA ILAHI.
karena tanpa adab yang benar kita akan jauh dari Rahmat ilahi. KEBENARAN HANYA MILIK ALLAH SEMATA.
Berusaha dan berdo'a untuk baik,bukan kita mau berubah tapi tak berusaha,karena perubahan hanya akan ada dengan usaha. syukran ala ihtimamikum, barakallahu lana walakum
m.al islam 29/09/2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar