Semua amal anak Adamdapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali shaum. Maka sesungguhnya shaumitu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya(Hr. BukhariMuslim).
Pernahkan Anda melihatseekor ulat bulu?
Bagi kebanyakan orang, ulat bulu memang menjijikkan bahkanmenakutkan.
Tapi tahukah Anda kalau masa hidup seekor ulat ini ternyata tidaklama.
Pada saatnya nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masulk ke dalamkepompong selama beberapa hari.
Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud lain: ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah.
Jika sudah berbentukdemikian, siapa yang tidak menyukai kupu-kupu dengan sayapnya yang beranekahiasan indah alami?
Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudianmengoleksinya bagi sebagai hobi (hiasan) ataupun untuk keperluan ilmupengetahuan.
Semua proses itumemperlihatkan tanda-tanda Kemahabesaran Allah.
Menandakan betapa teramatmudahnya bagi Allah Azza wa Jalla, mengubah segala sesuatu dari hal yangmenjijikkan, buruk, dan tidak disukai, menjadi sesuatu yang indah dan membuatorang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahanyang sudah diatur dan aturannya pun ditentukan oleh Allah, baik dalam bentukaturan atau hukum alam (sunnatullah) maupun berdasarkan hukum yang disyariatkankepada manusia yakin Al Qur'an dan Al Hadits.
Jika proses metamorfosapada ulat ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, maka saat dimanamanusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, momen yang palingtepat untuk terlahir kemabli adalah ketika memasuki Ramadhan. Bila kita masukke dalam 'kepompong' Ramadhan, lalu segala aktivitas kita cocok denganketentuan-ketentuan "metamorfosa" dari Allah, niscaya akanmendapatkan hasil yang mencengangkan yakni manusia yang berderajat muttaqin,yang memiliki akhlak yang indah dan mempesona.
Inti dari badahRamadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu.Allah SWT berfirman, "Dan adapun orang-orang yang takut kepadakebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya makasesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya." (QS. An Nazii'at [79] : 40- 41).
Selama ini mungkinkita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa?
Karena selama inipada diri kita terdapat pelatihan lain yang ikut membina hawa nafsu kita kearah yang tidak disukai Allah.
Siapakah pelatih itu?
Dialah syetan laknatullah,yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita.
Akan tetapi memang itulah tugas syetan. apalagi seperti halnya hawa nafsu, syetan pun memiliki dimensi yangsama dengan hawa nafsu yakni kedua-duanya sama-sama tak terlihat. "Sesungguhnyasyetan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmukarena syetan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni nerakayang menyala-nyala," demikian firman Allah dalam QS. Al Fathir [25] :6).
Akan tetapi kitabersyukur karena pada bulan Ramadhan ini Allah mengikat erat syetan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk bisa melatih dirimengendalikan hawa nafsu kita. Karenanya kesempatan seperti ini tidak boleh kita sia-siakan. Ibadah shaum kita harus ditingkatkan. Tidak hanya shaum atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja akan tetapi juga semua anggota badan kita lainnya agar mau melaksanakan amalan yang disukai Allah.Jika hawa nafsu sudah bisa kita kendalikan, maka ketika syetan dipelas kembali,mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian, hidup kita punsepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-Nya.Inilah pangkal kebahagiaan dunia akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalahakhlak. Barang siapamembaguskan akhlaknya pada bulan Ramadhan, Allah akan menyelamatkan dia tatkalamelewati shirah di mana banyak kaki tergelincir, demikianlah sabda RasulullahSAW.
Pada bulan Ramadhanini, kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Akan tetapisesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga shaum kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh kita ikut shaum.
Mari kita perbaikisegala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, karenatidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidupkita, jangan sampai disia-siakan.
Semoga Allah Yang MahaMenyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah 'kepompong'Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir.
Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yangteramat indah dan mempesona, amiin.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar