Senin, 22 November 2010

RENUNGAN PARA MUSLIMAH

Ukhti Al-Muslimah ….. !
Wahai wanita yang tunduk di depan kekafiran, berkata : “Kamu adalah wanita terpelajar. Diantara kami ada seorang dokter, ada sastrawati, ada wartawati, ada dosen yang mengajar di negeri kalian. Islam tak pernah melarang sedikitpun hal itu, tak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan wanita. Senangkah anda pada kami ?
Jawaban kami cukup menyitir Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya:“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ” (QS. Al-Baqorah: 120).

Mereka berkata: “Cukup bagi saya dengan keIslamanmu terbatas pada ibadat ritual semata. Adapun ilmu anda, moral, tingkah laku, pakaian, ide, dan seluruh urusan dunia anda, wajiblah kamu mengikuti cara kami (kaum kafir)”
Sungguh telah nyata sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam“Kamu akan mengikuti cara orang-orang sebelummu, sedikit demi sedikit, hingga andaikan mereka memasuki lobang biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami berkata : Apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani ?, jawab Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam : Siapa lagi kalau bukan mereka.” (HR. Muslim)

Ukhti Al-Muslimah ……. !  
Kamu seharusnya memperhatikan pakaianmu dan berbuat serta wajib memiliki kepribadian Islam sebagaimana apa yang kamu dengar, lihat dan baca (ajaran Islam).
Sungguh sedikit orang yang berbuat dan mengajak kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang penyair Arab: “Wahai kamu yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah kamu lakukan. Apakah kamu mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas rugi. Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya, sebab kamu disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.”
Ukhti Al-Muslimah …….. !
Jadikan Khodijah, suri tauladan dan panutanmu dalam berjuang dengan harta dan jiwa. Jadikan Aisyah, tauladanmu dalam ilmu pengetahuan. Jadikan keluarga Yasir, suri tauladan anti dalam kesabaran dan berpegang teguh pada agama Allah.
Wahai Ibu generasi mendatang,
perhatikan perkataan seorang penyair Arab: “Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan, berarti anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.
Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram, ia akan berdaun rindang. Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat besar berbobot sepanjang masa.”

Ukhti Al-Muslimah …….. !
Andai mereka melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi atau ketika usiamu telah senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu, di sampul-sampul majalah, buku dan semisalnya, walaupun kamu orang yang terpelajar ?. Masihkah mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dengan dalih penghargaanmu terhadap wanita ?. Masihkah kamu temui orang yang memperjuangkan sempitnya ruang lingkup belajarmu ?.
Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekkan tubuh serta merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu, maka merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan kamu adalah sebuah barang yang sudah habis masa pakainya ( kata pepatah : habis manis sepah dibuang).

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amiin. Wallahu ‘Alam


Rabu, 17 November 2010

BINGKISAN TERAKHIR BUAT MUSLIMAH

Saudariku muslimah........
saya hadiahkan kepada kalian para muslimah satu hadiah terindah yaitu dengan memperbaharui perjanjian kepada Allah, taubat nashuha dan kembali secara benar kepada Allah......
hadiah ini diberikan kepada Ummul mukminin Aisyah, padahal kita lebih membutuhkannya, mari kita dengarkan, kita lihat kalimat-kalimatnya dan kita renungkan makna - makna yang terkandung bersama-sama, karena didalamnya terdapat kebaikan yang banyak.
Rasulullah bersabda kepada Aisyah yang artinya :" Apabila engkau melakukan dosa, maka mintalah ampunan kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya, karena seorang hamba apabila dia mengakui dosanya kemudian dia bertaubat kepada Allah niscaya Allah mengampuninya. (HR.Bukhari muslim dengan syarah an-Nawawi dan Ahmad)

Saudariku......
Aisyah As - Shiddiqah binti As Shiddiq digosipkan dengan berita buruk oleh para pembohong, maka Rasulullah mendatanginya dan menghadiahkan kepadanya hadiah diatas, yang pada hakikatnya juga merupakan hadiah kepada semua wanita muslimah.

Wahai Saudariku, sesungguhnya hadiah ini yang paling kita perlukan pada saat ini dimana fitnah-fitnah, syubhat-syubhat, kemaksiatan dan syahwat merajalela.

Hendaknya janji kita kepada Allah dengan taubat dan istighfar agar kita selalu hidup berbahagia.Dari hadiah ini kita mengetahui taubat bukanlah sekedar kalimat yang diucapkan, bukan pula ucapan yang didengungkan oleh lisan, akan tetapi dia tercapai dengan beberapa perkara
  1. hendaklah kita merasa menyesal karena telah melakukan kesalahan atau dosa yang telah terjadi, bukankah Rasulullah bersabda :" Penyesalan adalah taubat " (HR. Ahmad, alhakim dari hadist Ibnu Mas�ud dan Anas bin Malik)
  2. Hendaklah kita meninggalkan dosa yang telah kita sesali dan menjauhi jalannya, inilah arti meninggalkan dosa.
  3. Niat kuat yang benar, janji yang kuat untuk tidak kembali kepada dosa tersebut
  4. Hendaklah kita mengerjakan amal - amal shalih yang biasa menjadi sebab terhapusnya amal - amal buruk
  5. membebaskan diri dari hak - hak manusia, apabila kita berkata yang menyangkut hak saudari kita muslimah, baik ghibah atau namimah atau kita mengambil darinya sesuatu yang kita tidak berhak, maka hendaknya kita mengembalikannya sebagai batas kemampuan, kemudian kita wajib memohon maaf dan kerelaannya apabila kita tidak mampu mengembalikannya dan memohonkan ampunan untuknya.
Saudariku....... Dengan jujur saya katakan bahwa taubat yang nashuha adalah jalan kita kepada Allah dan bekal kita di akherat, tidaklah beruntung orang yang beruntung pada hari kiamat, kecuali dengan taubat nashuha. oleh karena itu, Allah mengajak kita kepada taubat nashuha, renungkanlah firman Allah : " Katakanlah, hai hamba-hamba-KU yang melampaui batas, terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa-dosa. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " (Az-Zumar;53) simaklah Firman-Nya, Dia membuka pintu taubar : " Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya...." (Asy-Syuura;25)

Saudariku...... bertaubat dari dosa dosa dan kesalahan, baik yang besar maupun yang kecil termasuk perkara - perkara yang wajib untuk dikerjakan dengan segera dan terus menerus, dan kita bisa memperhatikan anjuran segera bertaubat dengan cepat, dalam firman Allah :" Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang - orang yang beriman supaya kamu beruntung." (An-Nur;31) Bahkan lihatlah dan renungkanlah wahai Saudariku muslimah..... Rasulullah yang ma�shum yang telah diampuni dosa - dosanya yang telah lalu dan yang akan datang , beliau bersabda :" yaa ayyuhannasu ........ :" Wahai manusia, bertobatlah dan beristighfarlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam satu hari seratus kali." (HR. Muslim, At-tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Wahai Muslimah saudariku......
Taubat... Taubat..... Kembali.... Kembali...........................
Berkhayallah bahwa kita memiliki semua impian dan angan angan yang kita inginkan ? dan kitapun telah menggapai harapan yang kita idam idamkan, namun tiba tiba ketika kita lengah, semuanya lenyap tanpa guna bahkan mendapatkan kerugian dan kehancuran. apa yang kita lakukan ? jelas kita akan menangis dan merasa terpukul, bahkan kita akan bersedih atas apa yang hilang dari kita, dan bahkan kita bisa gigit jari karena kesedihan dan penyesalan. Semua itu hanya karena dunia yang fana. lantas bagaimana dengan umur kita yang terus bertambah dan berjalan tanpa guna ? sesungguhnya umur kita adalah mutiara berharga yang tidak bisa dinilai dengan materi apapun, dan umur kita ini pada hakekatnya adalah nafas-nafas kita,nafas yang keluar dan tidak akan kembali kepada kita selamanya.
Nafas inilah modal hidu kita didunia, dengannya kita bisa membeli nikmat nikmat akherat yang kita inginkan dan dengannya kita menggapai ketentraman dan kenikmatan. Dengannya kita meraih syurga dan dengannya kita aman dari neraka. dengannya kita beruntung dengan memperoleh ridha Arrahman, dan dengannya kita melihat Al-Malik Al-Mannan. Maka bagaimana kita menyia - nyiakan usia kita tersebut tanpa taubat nashuha ? bagaimana nafas nafas kita berhembus tanpa guna dan manfaat ?

Saudariku...............................
Pikirkan dan renungkanlah ucapan ucapan berikut mudah mudahan Allah memberikan kita manfaat karenanya. sesungguhnya apabila malaikat maut muncul didepan kita, maka akan nampak kesedihan dan penyesalan diwajah kita, dimana kita ingin seandainya kita memiliki dunia dengan segala macam isinya, untuk menebus peristiwa yang sulit ini dengannya.
Maha benar Allah Yang Maha Agung ketika berfirman :" Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu lalu berkata :" Ya Tuhanku mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat yang menyebabkan aku bisa bersedekah dan aku termasuk orang - orang yang shalih." (Al-Munafiqin;10) " Dan sekali - kali tidak akan menangguhkan kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Munafiqin;11)

saudariku...................................
Kesedihan bagi kita apabila maut datang kepada kita sementara kita belum kembali. Kerugian bagi kita apabila kita dipanggil untuk bertaubat tapi kita tidak menjawabnya.

Saudariku..............................
setiap orang dari kita memiliki dosa - dosa , aib - aib, maksiat - maksiat dan kesalahan - kesalahan. apakah lantas kita berputus asa dari rahmat Allah ? Apakah lantas kita berpatah arang dari rahmat Allah ? Tidak, Demi Allah, Tidak, Demi Allah dan sekali lagi tidak, Demi Allah..............
Sungguh Allah telah memanggil kita. Dia mengajak kita kepada ampunan, maaf dan rahmat Allah berfirman :"Wahai bani Adam, selagi engkau berdoa kepadaKU, berharap kepadaKU dan mohon ampunan kepadaKu, maka Aku mengampuni dosa dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai bani Adam, seandainya dosa dosamu mencapai awan dilangit kemudian engkau memohon ampun kepadaKu, niscaya Aku mengampunimu. Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh jagad kemudian engkau menghadap kepadaKu dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, niscaya Aku akan berikan ampunan sepenuh jagaq pula. " (HR. Ahmad dari Abu Dzar, dan At-tirmidzi dari Anas bin Malik, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Darda dan dishahihkan oleh Ak-Hakim disetujui oleh Adz -Dzahabi)

Saudariku.......................
siapakah orang yang kita lihat selamat dari penyakit - penyakit dunia ? Siapakah orang yang kita lihat sehat dan tidak pernah sakit ? kehidupan dunia mana dengan kematian tidak terputus ? Umur siapa dengan berlalunya waktu-waktu tidak habis ?

Saudariku.......................
Bukankah kita pemilik kesalahan - kesalahan dan dosa - dosa, mana air mata kita yang mengalir ? bukankah kita tawanan maksiat-maksiat dan dosa-dosa, dimana tangis penyesalan kita atas dosa - dosa yang telah lewat ? apakah kita telah lupa akan aib - aib dan dosa dosa kita ? sementara buku catatan kita penuh dengan apa yang kita lupakan. Apakah kita akan sabar terhadap siksaan Neraka Hawiyah ? Tahukah kita apakah Neraka Hawiyah itu ? yaitu api yang panas membakar. Mari kembalilah kepada-Nya dengan taubat Nashuha Mari perbaharui iman dan perbaikilah islam

didunia ini hanya ada 2 jalan.... 1 jalan menuju neraka-Nya... 1 jalan menuju kesyurga-Nya...........
manakah yang akan kita pilih sodariku.................

kuberharap jadi bidadari syurga tapi aku bukan wanita sholehah ku berharap syurga tapi tak sadar jalanku keneraka ku ingin mencari ridho-Nya tapi tak sadar aku mengundang murka-Nya..... pantaskah syurga untukku.........

cintaku UTUH TAK TERSENTUH

Ku mencintamu utuh tak tersentuh….,

Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..

Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..

Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?

Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain… Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.

Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab 'ya' maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. . Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?.... untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta... Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..

Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….

Selasa, 16 November 2010

MENGGAPAI RIDHA ALLAH TA'ALA DENGAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allâh Ta'ala melalui orang tua adalah birrul walidainBirrul walidain merupakan salah satu masalah penting dalam Islam.

Di dalam al Qur`an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allâh Ta'ala memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya, seperti tersurat dalam surat al Isra` ayat 23-24 :

Dan Rabb-mu telah memerintahkan,
supaya kalian jangan beribadah melainkan hanya kepadaNya,
dan hendaklah kalian berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya.
Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya
telah berusia lanjut di sisimu (dalam pemeliharaanmu, Red),
maka janganlah katakan kepada keduanya "ah"
dan janganlah kamu membentak keduanya.
Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih-sayang.
Dan katakanlah: "Wahai Rabb-ku, sayangilah keduanya,
sebagaimana keduanya menyayangiku sewaktu kecil".

(QS al Isra`/17 : 23-24)

Perintah birrul walidain juga tercantum dalam surat an-Nisaa` ayat 36 :
Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu,
dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak,
kepada kaum kerabat, kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin,
kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahaya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

(QS an-Nisaa` : 36)
Dalam surat al Ankabut ayat 8, tercantum larangan mematuhi orang tua yang kafir, kalau mereka mengajak kepada kekafiran :
Dan Kami wajibkan kepada manusia (berbuat) kebajikan kepada dua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepadaKu-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 
(QS al-'Akabut : 8)

BERBUAT BAIK DAN DURHAKA KEPADA KEDUA ORANGTUA
Yang dimaksud ihsan dalam pembahasan ini adalah berbakti kepada kedua orang tua, yaitu menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya semampu kita, dan bila memungkinkan mencegah gangguan kepada keduanya.
Menurut Ibnu 'Athiyah, kita juga wajib mentaati keduanya dalam hal-hal yang mubah (yang diperbolehkan syariat), dan harus mengikuti apa-apa yang dilarang (selama tidak melanggar batasan-batasan Allâh Ta'ala ).
Sedangkan 'uququl walidain (durhaka kepada orang tua) adalah, gangguan yang ditimbulkan seorang anak terhadap keduanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contoh gangguan berupa perkataan, yaitu mengucapkan "ah" atau "cis", berkata dengan kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci maki dan lain-lain. Sedangkan yang berupa perbuatan adalah, berlaku kasar, seperti memukul dengan tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu atau menyuruh untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak memperdulikan, tidak bersilaturahmi, atau tidak memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang miskin.

KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN PAHALANYA
1. Merupakan amal yang paling utama, sesuai sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :
Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata : "Aku bertanya kepada Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam, 'Amal-amal apakah yang paling utama?".
Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjawab,"Shalat pada waktunya." (Dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktu).
Aku bertanya lagi : "Kemudian setelah itu apa?"
Nabi menjawab,"Berbakti kepada kedua orang tua."
Aku bertanya lagi,"Kemudian apa?"
Nabi menjawab,"Jihad di jalan Allah."
(HR Bukhari, I/134; Muslim, no. 85; Nasa-i, 1/351, 409, 410, 439)
2. Ridha Allah bergantung kepada ridha orang tua, sesuai sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :
Dari Abdillah bin Amr bin Ash radhiallâhu'anhu,
bahwasanya Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda :
"Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua, dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua"

(HR Bukhari dalam Adabul Mufrad, no. 2 ; Ibnu Hibban, 2026-Mawarid; Tirmidzi, 1900; Hakim, 4/151-152)

3. Berbakti kepada orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami, yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah, hadits riwayat Ibnu 'Umar z mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorang bertawasul dengan bakti kepada ibu bapaknya.
Haditsnya sebagai berikut :
Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain : "Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan".
Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawasul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata : "Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia, sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala kambing. Ketika pulang ke rumah, aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah, sehingga pulang sudah larut malam, dan aku dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang, lalu aku mendatangi keduanya, namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapapun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah pintu gua ini".
Maka batu yang menutupi pintu gua itupun bergeser sedikit, namun mereka belum bisa keluar …… 

(HR Bukhari dalam Fathul Bari, 4/449, no. 2272; Muslim, 2473, 100 dari sahabat Ibnu Umar radhiallâhu'anhu).
4. Akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur kita, sesuai sabda Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :
Barangsiapa yang ingin diluaskan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi. 
(HR Bukhari, no. 5985, 5986; Muslim, 2557; Abu Dawud, 1693, dari sahabat Anas bin Malik radhiallâhu'anhu)
Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak di antara saudara-saudara kita yang sering ziarah (berkunjung) kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang, bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya.
Sesulit apapun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua, karena dekat kepada keduanya, insya Allah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umurnya.
5. Akan dimasukkan surga (jannah) oleh Allâh Ta'ala .
Dosa-dosa yang Allâh Ta'ala segerakan adzabnya di dunia, di antaranya adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Allah akan menghindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allâh Ta'ala .

BENTUK DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA
1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua, baik berupa perkataan ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih atau sakit hati.
2. Berkata "ah" dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
3. Membentak atau menghardik orang tua.
4. Bakhil atau kikir, tidak mengurusi orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain daripada mengurusi orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkahpun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
5. Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua, megatakan bodoh, "kolot" dan lain-lain.
6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan.
Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua dan lemah. Tetapi, jika si ibu melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri, maka tidaklah mengapa, dan karena itu seorang anak harus berterima kasih.
7. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak, atau mencemarkan nama baik orang tua.
8. Memasukkan kemungkaran ke dalam rumah, misalnya alat musik, mengisap rokok, dan lain-lain.
9. Lebih mentaati istri daripada kedua orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Na'udzubillah.
10. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikapsemacam itu adalah sikapyang sangat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.

BENTUK-BENTUK BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
1. Bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik
Di dalam hadits Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam disebutkan, bahwa memberi kegembiraan kepada seorang mukmin termasuk shadaqah, lebih utama lagi kalau memberi kegembiraan kepada kedua orang tua kita.
2. Berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut
Hendaknya dibedakan adab berbicara antara kepada kedua orang tua dengan kepada anak, teman atau dengan yang lain. Berbicara kepada kedua orang tua hendaknya dengan perkataan yang mulia.
3. Tawadhu` (rendah diri)
Tidak boleh kibr (sombong) apabila sudah meraih sukses atau memenuhi jabatan di dunia, karena sewaktu lahir, kita berada dalam keadaan hina dan membutuhkan pertolongan, kita diberi makan, minum, pakaian oleh orang tua.
4. Memberi infaq (shadaqah) kepada kedua orang tua
Pada hakikatnya semua harta kita adalah milik orang tua. Oleh karena itu, berikanlah harta itu kepada kedua orang tua ketika mereka meminta ataupun tidak.
5. Mendoakan kedua orang tua
……Wahai, Rabb-ku. Kasihilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku sewaktu kecil. 
(QS Al Isra' 24)
Seandainya orang tua masih berbuat syirik serta bid'ah, kita tetap harus berlaku lemah lembut kepada keduanya, dengan harapan, agar keduanya kembali kepada Tauhid dan Sunnah.
Bagaimanapun, syirik dan bid'ah adalah sebesar-besar kemungkaran, maka kita harus mencegahnya semampu kita dengan dasar ilmu, lemah-lembut dan kesabaran. Sambil terus berdoa siang dan malam, agar orang tua kita diberi petunjuk ke jalan yang benar.
Apabila kedua orang tua telah meninggal, maka yang pertama kita lakukan adalah meminta ampun kepada Allâh Ta'ala dengan taubat nasuha (benar), bila kita pernah berbuat durhaka kepada keduanya di waktu mereka masih hidup. Yang kedua, yaitu menshalatkannya. Ketiga, selalu memintakan ampunan untuk keduanya. Keempat, membayarkan hutang-hutangnya. Kelima, melaksanakan wasiat sesuai dengan syariat. Keenam, menyambung tali silaturahmi kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya.
Semoga dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Islam tersebut, kita dimudahkan oleh Allâh Ta'ala dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
Semoga salam dan shalawat Allah curahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Akhir dakwah kami,alhamdulillahi Rabbil 'alamin.